Rencana Kegiatan Dalam Meluncurkan Program Pengabdian Pembuatan Resapan Air Daerah Rawan Luapan Air


Pada daerah yang intensitas curah hujannya tinggi, dalam setiap 100 meter persegi luas lahan biasanya menghasilkan 3 liter per menit. Jika keadaan curah hujan tinggi, dimungkinkan terjadi luapan air. Dalam rangka memanfaatkan curah hujan yang tinggi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka perlu dilakukan pembuatan lubang resapan atau biopori. Untuk membuat lubang resapan biopori, setiap 100 meter persegi diperlukan 28 lubang biopori. 

Lubang resapan biopori merupakan temuan Insinyur Kamir R. Brata, MSc., dosen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat. Sjak tahun 2000 menemukan satu metode teknologi yang sangat sederhana tetapi memiliki dampak yang sangat besar bagi lingkungan. Metode tersebut adalah teknologi lubang resapan biopori (LRB). Menurut Kamir, lubang resapan biopori yang baru dibuat serta telah diisi sampah bisa memasukan air sebanyak 1,5 liter hingga 16 liter per menit.
Lubang resapan biopori (LRB) adalah lubang-lubang tanah yang terbentuk akibat aktivitas organisme di dalamnya, seperti cacing, perakaran tanah, rayap, dan fauna tanah lainnya. Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan terjaga kemampuannya dalam menyerap air dan akan terus terpelihara keberadaannya.

Dalam penjelasan lanjutan, selain dapat meresapkan air dengan cepat, lubang resapan biopori juga dapat menjaga ketersediaan cadangan air tanah dikala musim kemarau datang, serta juga dapat meminimalisir sampah organik yang berserakan dan mengolahnya menjadi kompos dengan cara memasukan media sampah-sampah organik, seperti daun, rumput, sampah rumah tangga, dan sampah lainnya ke dalam lubang biopori.

Untuk daerah dan atau kawasan yang memiliki potensi terjadi luapan air saat musim hujan, cukup relevan diluncurkan program pengabdian pembuatan resapan air. Program ini dapat diusulkan dan dilakukan komunitas dan atau kelompok lainnya yang memiliki perhatian dalam hal kelestarian lingkungan yang berkelanjutan. 

Beberapa langkah yang dapat dilakukan komunitas dan atau kelompok sosial peduli lingkungan saat akan meluncurkan program pengabdian sosial pembuatan resapan air daerah rawan luapan air adalah sebagai berikut. 



  • Konsultasi dengan ahli
  • Observasi tempat dan masyarakat sasaran
  • Pengurusan surat izin
  • Pembelian alat dan bahan
  • Sosialisasi LRB
  • Pembuatan LRB
  • Pengukuran laju resapan air
  • Pengomposan sampah organik
  • Pengukuran laju air setelah pengomposan
  • Analisis efektifitas LRB
  • Pembuatan laporan akhir kegiatan program pengabdian masyarakat 


Melalui program pembuatan lubang resapan ini semoga dapat mengurangi luapan air saat musim hujan tiba, dapat megurangi sampah, menyuburkan tanah, dan meningkatkan jumlah ketersediaan jumlah air tanah. Rencana kegiatan tersebut merupakan tahapan dinamis yang dapat dilakukan. Semoga tulisan tentang rencana kegiatan dalam meluncurkan program pengabdian pembuatan resapan air pada daerah rawan luapan air ini bermanfaat. 

Penulis: Suhadi, guru SMA Negeri 1 Jakenan

Komentar

Postingan Populer