Suluk Nguntal Geni - Takbir Akbar | Cak Nun-KiaiKanjeng
Sayang kalau kemana-mana engkau menabur api, kenapa kamu kaget kalau terjadi kebakaran? Kalau kemana-mana engkau menyebarkan provokasi, kenapa marah kepada kerusuhan? Kalau kemana-mana engkau menyebarkan dusta, kenapa kaget menyaksikan pertengkaran? Dan kalau kemana-mana engkau memadamkan cahaya, kenapa marah melihat orang bertabrakan? Kalau kemana-mana engkau memasarkan disinformasi, kenapa kaget jika orang saling melukai? Dan kalau kemana-mana engkau sibuk menolak ilmu secati, kenapa marah kepada pembunuhan dan pemusnahan? Sayang kalau yang satu menawarkan kebenaran, sedangkan lainnya menyiapkan kepentingan. Kalau yang satu mengusulkan kemuliaan, sementara lainnya terlanjur mabuk kekonyolan. Dan kalau yang satu mengelus-elus kebaikan, tetapi lainnya memborong kerendahan.
Kalau yang satu memperhitungkan keselamatan, yang lainnya pestapora fantasi. Kalau yang satu mempelajari pencahayaan, lantas lainnya terbang di kegelapan. Kalau yang satu menatap dengan empati, kemudian lainnya meneriakkan keangkuhan.
Maka tak ada yang aneh dengan peperangan dan kemusnahan. Terima kasih atas dukungan anda. Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahil hamd Yang suka memercik-mercikkan api, yang akan-akan memperoleh gilirannya untuk terbakar.
Yang dikasih bumbu, dibikin bam-bambu, dibikin bambu runcing, akan kaget tiba-tiba tertikar. Yang biasa menembak-nembakkan prasangka, akan tiba waktu disiksa oleh Fatah Morgana. Dan yang senang menyerimpungkan kecurangan, akan panik karena terjenggang.
La ilaha illallah Wallahu Akbar Allahu Akbar Walillahil hamd La ilaha illallah Wuhudah Sadaqah Wa nasarah Wuhudah Wa azajundah Wa hazama al-hazama Wuhudah La ilaha illallah Wallahu Akbar Allahu Akbar Walillahil hamd yang mengganti amanat dengan dosta akan segera tersapu dan sirna yang terlalu mantap meremeh-remehkan akan menjumpai dirinya diperhinakan yang bergembira memelihara fitnah-fitnah akan terpocok dan dikepung oleh anak-anak panah yang meraja lelah mentertawakan kebenaran akan tercerembap dan air matanya berlinang-linang yang jalan berfikirnya dikendalikan oleh selera akan menjadi pengemis yang meronta-ronta yang bernemat-nemat memelintir kenyataan akan segera ditimpa oleh kerusuhan-kerusuhan yang hatinya mengandalkan keangkuhan akan memegit dalam sunyi yang kakinya culida dan tangannya culas akan dipergol oleh rantai mesi kebuntuan yang menanggapi cinta dengan sinisme dan skeptisme akan kugub karena dikotong diatas geranda kesepian dan yang menggelapkan kesejatian akan berangkat tua dalam kesunyian Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, Tadusta Orang mendirikan bangunan dengan semen curiga, pasir prasangka, cor fitnah, tembok pelecehan, tataruan egoismo, tiang kecurangan, atap merendahkan, cungkup meremehkan, lantai ketidakrelaan, genting kekecaman, jendela kemunafikan, dan pintu ketertutupan Lantas mereka menyangka hasilnya adalah rekonsiliasi, persatuan dan kesatuan, kedamaian dan kerukunan, keamanan dan keselamatan, Ya Allah Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, Tadusta Ya Alimul Ghaib, Ya Alimul Ghaib wal Shahadah Ya Rahman, Ya Rabbi, Ya Malik, Ya Malik Ya Salam, Ya Mumin, Ya Muhayyid Ya Qahir, Ya Qahar, Salili Indi, kuntu minazzum La ilaha illallah
Komentar
Posting Komentar