Penelitian Batik Bakaran – Pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Jakenan, Pati, Jawa Tengah, mengusung pendekatan berbasis produk yang mengajak siswa menyelami fenomena sosial lewat riset nyata. Fokus kali ini adalah komunitas perajin Batik Bakaran, khas Pati yang punya nilai budaya dan ekonomi tinggi.
Motivasi utama para siswa, yaitu Brina Febrianti, Faradilla Dwi S.R., Jamilettun Nimah, Rindy Setyawati, Suci Lusiana S., Syaidatun Khasanah, dan Zahra Alifiana D., dalam memilih topik penelitian ini adalah keberadaan sebuah kelompok sosial unik yang menguasai pengetahuan dan rekayasa teknologi tradisional dalam menghasilkan lembaran batik tulis Bakaran. Selain itu, komunitas ini juga sukses menjalankan kegiatan pemberdayaan berbasis identitas lokal yang mampu menjaga sekaligus mengembangkan warisan budaya secara berkelanjutan.
Proses pembelajaran dimulai dengan tahap pertama, menyusun proposal penelitian. "Kami belajar teknologi baru dalam menyusun rencana kerja, sambil melatih kesabaran dan kerja sama antarkelompok," ungkap mereka.
Tahap kedua adalah pengumpulan data lapangan lewat wawancara dan pengamatan langsung di Museum Batik Bakaran Sudewi. Kegiatan ini memberi pengalaman istimewa karena siswa bisa menggali cerita sejarah batik bakaran lebih dalam sekaligus berinteraksi dengan pengrajin dan koleksi asli. “Mengunjungi museum buat kami membuka cakrawala memahami kekayaan budaya lokal secara mendalam,” kata Zahra Alifiana D.
Saat ini, kelompok tengah memasuki tahap olah data. Meskipun masih dalam proses, mereka mengaku menghadapi tantangan cukup besar dalam menyaring dan mengorganisasi informasi yang banyak dan beragam. "Kadang pusing saat harus memproses banyak prompt dan data dari hasil wawancara," ujar Faradilla Dwi S.R. sambil tertawa ringan.
Guru pembimbing menilai pembelajaran yang dijalani sangat kontekstual dan aplikatif. "Siswa tidak hanya mempelajari teori sosial, tapi langsung mempraktekkan cara riset dan analisis yang dibutuhkan dalam dunia nyata," katanya.
Lewat metode pembelajaran berbasis produk ini, para siswa tidak sekadar memahami sosiologi sebagai ilmu, tetapi sekaligus mengembangkan kemampuan riset, komunikasi, serta mengapresiasi kekayaan budaya daerahnya. Penelitian mereka diharapkan memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian dan inovasi Batik Bakaran di masa depan.
***
Jurnalis: Subroto BS
Sumber: Berkas milik kelompok peneliti Batik Bakaran
Posting Komentar
0Komentar