Cerita bermula pada suatu malam ketika Tata, salah satu pemeran utama, sudah terlelap di kamarnya setelah seharian beraktivitas. Rumah tampak tenang dan gelap. Namun, diam-diam dua maling bernama Vita dan Mita masuk mengendap-endap lewat jendela, membawa karung kosong dan mulai mencari barang-barang berharga. Vita membuka lemari sementara Mita mengangkat barang-barang imajiner seperti perhiasan, dompet, dan barang elektronik, semuanya dimasukkan ke dalam karung dengan saling memberi kode agar tidak berisik.
Ketegangan muncul saat suara keras tiba-tiba membuat Tata terbangun. Dengan wajah mengantuk dan terkejut, ia keluar kamar dan melihat dua maling sedang beraksi. Dalam kepanikan, Tata segera mengambil telepon dan menghubungi polisi.
Tidak lama berselang, Nanda, seorang polisi yang sigap, datang ke lokasi. Vita dan Mita berusaha melarikan diri, namun Nanda berhasil mengejar mereka. Adegan kejar-kejaran yang lucu terjadi, di mana Vita terpeleset dan Mita menabrak Vita hingga keduanya jatuh. Akhirnya, Nanda berhasil menangkap kedua maling tersebut.
Tata keluar sambil mengucapkan rasa lega dan terima kasih kepada Nanda. Polisi membawa Vita dan Mita pergi, sementara Tata kembali ke kamarnya untuk tidur dengan tenang karena rumahnya kini aman kembali.
Pertunjukan ini dibawakan dengan penuh semangat oleh para siswa berbakat: Tata Aprilliya Oktaviani sebagai pemilik rumah, Risa Ananda Safitri sebagai polisi Nanda, dan Novita Nur Ramadhani serta Nur Mita Febriani sebagai dua maling, Vita dan Mita. Mereka berhasil menghidupkan cerita dengan gerak dan mimik yang kuat, membuat penonton terhanyut dalam kisah yang penuh pesan moral tentang keamanan dan kewaspadaan.
Kegiatan ini dipandu oleh guru Seni Budaya yang berdedikasi, Ibu Yuni Jawa Nusantara, yang dengan sabar membimbing para siswa dalam mengasah kemampuan ekspresi dan gerak tubuh dalam pantomim. Ibu Yuni berperan penting dalam menciptakan suasana belajar yang kreatif dan menyenangkan, sehingga pertunjukan ini dapat terselenggara dengan sukses dan memberikan pembelajaran berharga bagi semua siswa.
Guru seni budaya ini menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kreativitas, kerja sama, dan keberanian siswa dalam mengekspresikan diri di depan umum. Penampilan pantomim "Kemalingan" ini menjadi bukti bahwa seni budaya dapat menjadi media edukasi yang efektif dan menyenangkan untuk siswa.
Sumber: Berkas milik kelas.XI F 8
anak smanja tetap berkarya
BalasHapus