Menyususn buku Sosiologi Keluarga Desa dengan alat bantu AI adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan informasi tentang gambaran keluarga desa dengan pendekatan disiplin ilmu sosial dengan alat bantu artificial intellegence/ kecerdasan buatan.
Tujuan menyusun buku sosiologi desa adalah mendokumentasikan kegiatan sehari-hari pada sebuah keluarga desa dan juga mendokumentasikan memori kelektif keluarga desa tentang keseharian mereka. Adapun tema-tema sosiologi yang dapat diangkat dalam sebuah buku ini diantaranya; pola asuh keluarga, kuliner keluarga, perjodohonan, megengan/ rumawah, dan buwoh/ nyumbang/ ngalong.
Berdasar batasan tentang buku sosiologi keluarga desa yang dimaksud adalah kegiatan mengumpulkan informasi, mengolah data informasi, menganalisis data informasi, dan menyajikan informasi, setiap tema yang diangkat hendaknya melalui tahapan kegiatan tersebut. Walaupun demikian, tema-tema tersebut masih bersifat dinamis dan dapat dikembangkan sedemikian rupa tanpa mengurangi daya tarik sosiologi keluarga desa. Contoh, penulis akan menulis bagian tema buku tentang pola asuh keluarga, maka penulis perlu melakukan tahapan kegiatan mulai dari mengumpulkan informasi pola asuh keluarga, mengolah data informasi pola asuh keluarga, menganalisis informasi pola asuh keluarga, dan menyajikan informasi pola asuh keluarga. Begitupun dengan tema selanjutnya dapat menggunakan pola langkah demikian.
Dalam menyusun buku sosiologi keluarga desa, biasanya memerlukan energi yang panjang dan lebar. Kita dapat membayangkan begitu lamanya waktu yang dapat diperlukan dari setiap tema tulisan, apalagi tema-tema tersebut akan dipadukan dan diselaraskan. Namun untuk jaman sekarang, membuat buku sosiologi bukanlah perkara yang sulit. AI atau artificial intellegence merupakan alat bantu olah data yang dapat menghasilkan deskripsi cepat. AI disini hanya berperan menjadi alat bantu, bukan segala-galanya.
Langkah-langah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut. Pertama, mencari landasan teori tentang tema-tema tulisan dalam buku sosiologi keluarga. Jika temanya tentang pola asuh keluarga, maka kita perlu menyiapkan teori tentang pola asuh keluarga.
Contoh teori pola asuh keluarga. Baik, berikut adalah teori pola asuh keluarga Jawa yang disajikan dengan kaidah ilmiah, lengkap dengan rujukan dan daftar pustaka:
Pola Asuh Keluarga Jawa: Studi Kasus Pengenalan Nilai dan Praktik Sehari-hari
Pola asuh keluarga Jawa merupakan sistem kompleks yang bertujuan untuk membentuk anak menjadi "dadi wong", yaitu individu yang selaras dengan nilai-nilai budaya Jawa. Proses ini melibatkan pengenalan nilai dan norma, serta praktik sehari-hari yang membentuk karakter anak.
Mengenalkan Anggota Keluarga
Nilai Keharmonisan dan Kekeluargaan: Dalam keluarga Jawa, keharmonisan dan kekeluargaan adalah fondasi penting1. Anak diperkenalkan pada silsilah keluarga besar, termasuk kakek-nenek, paman-bibi, dan sepupu, untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab.
Konsep Wedi, Isin, Sungkan: Anak diajarkan untuk menghormati anggota keluarga yang lebih tua dengan konsep wedi (perasaan tidak enak atas suatu tindakan), isin (perasaan bersalah), dan sungkan (rasa sopan terhadap seseorang)16. Konsep ini bukan berarti anak harus takut berlebihan, tetapi menanamkan rasa hormat dan menjaga tatakrama.
Mengenalkan Makanan dan Minuman
Filosofi Mangan Ora Mangan Sing Penting Ngumpul: Makan bukan hanya tentang kebutuhan fisik, tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan keluarga. Anak diperkenalkan pada masakan tradisional Jawa yang kaya rempah dan makna simbolis.
Makanan sebagai Identitas Budaya: Melalui makanan, anak belajar tentang sejarah dan identitas budayanya. Nasi tumpeng dikenalkan sebagai simbol syukur dan kebersamaan.
Mengenalkan Mandi yang Baik
Kebersihan Fisik dan Spiritual: Mandi bukan hanya membersihkan tubuh, tetapi juga memiliki dimensi spiritual. Anak diajarkan untuk mandi teratur sebagai bagian dari menjaga kesehatan dan kesucian diri.
Mengenalkan Bahaya
Model Pengasuhan: Keluarga Jawa mengenalkan bahaya dengan menakut-nakuti anak melalui ancaman tentang nasibnya yang mengerikan di tangan orang lain atau makhluk halus23. Model pengasuhan ini menanamkan kepada anak bahwasanya orang-orang asing yang tak akrab dikenalnya akan dipukul rata sebagai wong liya (orang lain) yang tidak dapat dipercaya3.
Mengenalkan Tata Krama
Tata Krama sebagai Pilar Utama: Tata krama (etika dan sopan santun) adalah fondasi utama dalam pola asuh Jawa4. Anak diajarkan berbicara sopan, menghormati orang yang lebih tua, dan bertingkah laku sesuai norma yang berlaku.
Contoh dan Pembiasaan: Tata krama diajarkan melalui contoh dan pembiasaan sehari-hari. Orang tua dan anggota keluarga lainnya menjadi role model dalam berperilaku sopan.
Mengenalkan Ibadah
Agama sebagai Bagian Integral: Agama merupakan bagian integral dari kehidupan masyarakat Jawa. kenalkan pada ajaran agama sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun informal dalam keluarga.
Daftar Pustaka
Chrismawarni, (2016). Pola Asuh di Keluarga Abdi Dalem.
Effendi, Purnamasari, & Peristianto, 2021). Gambaran Pengasuhan Anak di Suku Jawa.
Gunawan, Nurwati, & Sekarningrum, 2020). Analisis Peran Gender dalam Pengasuhan.
Putri & Lestari, (2015). Pembagian Peran dalam Rumah Tangga pada Pasangan Suami Istri Jawa.
Baiduri, R., & Yuniar, A. (2017). Pola Pengasuhan Keluarga Etnis Jawa Hasil Pernikahan Dini Di Deli Serdang. Jurnal Antropologi Sumatera, 16(2), 251-260.
Situmorang, A. S. W., Tessalonika, T., Yunita, C. M., & Lubis, D. F. A. (2024). Pola Pengasuhan Anak Usia Dini Berbasis Budaya Jawa. Buletin Antropologi Indonesia, 1(2).
Widyacihui, C. (2019). Pola Pengasuhan Anak yang Lahir di Jawa. Kompasiana.com.
Catatan: Daftar pustaka ini mencakup sumber-sumber yang disebutkan dalam jawaban, disajikan dalam format yang sesuai dengan standar akademik.
Citations:
https://wnj.westscience-press.com/index.php/jmws/article/download/68/53
https://media.neliti.com/media/publications/964-ID-makna-dadi-wong-sebagai-refleksi-dari-sosialisasi-pada-pola-pengasuhan-anak-dala.pdf
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/8267/7826
https://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ei/article/view/3843/1727
https://digilib.uin-suka.ac.id/41123/1/17204010113_BAB-I_BAB-IV_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
https://conference.uin-suka.ac.id/index.php/aciece/article/download/642/287
http://digilib.unila.ac.id/77988/3/SKRIPSI%20FULL%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
https://repository.unsri.ac.id/54978/2/RAMA_69201_07071002099_0031126609_01_front_ref.pdf
Instrumen ini dirancang untuk mengumpulkan data tentang pola asuh keluarga Jawa dalam mengenalkan anak pada berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan teori yang telah dijelaskan.
: Identitas Responden
-
Nomor Responden:
-
Tanggal Pengamatan/Wawancara:
-
Lokasi Pengamatan/Wawancara:
-
Jenis Responden: ( ) Orang Tua ( ) Kakek/Nenek ( ) Anggota Keluarga Lain
-
Usia Responden:
-
Pendidikan Terakhir Responden:
-
Pekerjaan Responden:
: Instrumen Pengamatan
-
Instruksi: Lakukan pengamatan terhadap interaksi antara orang tua/pengasuh dan anak dalam situasi sehari-hari. Beri tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai.
Aspek Pengamatan | Ya | Tidak | Catatan |
---|---|---|---|
a. Anak diajak berinteraksi dengan anggota keluarga yang lebih tua (kakek-nenek, paman-bibi). | |||
b. Orang tua/pengasuh mengajarkan anak untuk menghormati anggota keluarga yang lebih tua. | |||
c. Anak menunjukkan sikap wedi, isin, sungkan terhadap anggota keluarga yang lebih tua. | |||
a. Anak diperkenalkan pada berbagai masakan tradisional Jawa. | |||
b. Orang tua/pengasuh menjelaskan makna atau sejarah di balik makanan tertentu. | |||
c. Keluarga makan bersama-sama. | |||
a. Anak mandi secara teratur. | |||
b. Orang tua/pengasuh mengajarkan anak cara membersihkan diri dengan benar. | |||
c. Keluarga memiliki ritual mandi tertentu (misalnya, siraman). | |||
a. Orang tua/pengasuh memberikan peringatan tentang potensi bahaya di lingkungan sekitar. | |||
b. Orang tua/pengasuh menggunakan cerita atau mitos untuk menjelaskan bahaya. | |||
c. Anak menunjukkan pemahaman tentang bahaya yang dijelaskan. | |||
* | |||
a. Anak berbicara dengan sopan kepada orang yang lebih tua. | |||
b. Anak menunjukkan perilaku hormat kepada orang yang lebih tua. | |||
c. Orang tua/pengasuh memberikan contoh tatakrama dalam perilaku sehari-hari. | |||
a. Anak diajak untuk beribadah bersama keluarga. | |||
b. Orang tua/pengasuh menjelaskan tentang ajaran agama kepada anak. | |||
c. Anak menunjukkan minat atau ketertarikan pada kegiatan keagamaan. |
: Instrumen Wawancara
-
Instruksi: Ajukan pertanyaan berikut kepada responden. Catat jawaban responden secara rinci.
-
Bagaimana cara Anda mengenalkan anak pada anggota keluarga yang lebih tua? (Misalnya, dengan menjelaskan silsilah keluarga, mengajak anak mengunjungi kakek-nenek, dll.)
-
Nilai-nilai apa saja yang Anda tekankan ketika mengenalkan anak pada anggota keluarga? (Misalnya, hormat, kasih sayang, tanggung jawab, dll.)
-
Makanan dan minuman apa saja yang sering Anda sajikan di rumah? Mengapa Anda memilih makanan dan minuman tersebut?
-
Apakah ada makna khusus atau tradisi yang terkait dengan makanan atau minuman tertentu dalam keluarga Anda?
-
Bagaimana cara Anda mengajarkan anak untuk mandi yang baik dan bersih?
-
Apakah ada ritual mandi tertentu yang dilakukan dalam keluarga Anda?
-
Bagaimana cara Anda mengenalkan anak pada potensi bahaya di lingkungan sekitar? (Misalnya, bahaya api, air, listrik, dll.)
-
Apakah Anda menggunakan cerita atau mitos untuk menjelaskan bahaya pada anak? Jika ya, berikan contohnya.
-
Bagaimana cara Anda mengajarkan tatakrama kepada anak? (Misalnya, dengan memberikan contoh, memberikan nasihat, memberikan hukuman, dll.)
-
Nilai-nilai tatakrama apa saja yang paling penting untuk diajarkan kepada anak?
-
Bagaimana cara Anda mengenalkan anak pada agama? (Misalnya, dengan mengajak anak beribadah, membacakan cerita-cerita agama, memberikan pendidikan agama di sekolah, dll.)
-
Nilai-nilai agama apa saja yang ingin Anda tanamkan pada anak?
:
-
Instrumen ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian.
-
Gunakan bahasa yang sopan dan mudah dipahami oleh responden.
-
Jelaskan tujuan penelitian kepada responden sebelum memulai pengamatan atau wawancara.
-
Jaga kerahasiaan data responden.
Posting Komentar
0Komentar