Menyusun Proposal Pemberdayaan Komunitas dengan Alat Bantu AI
Penting dalam kali pertama adalah mendudukkan AI atau kecerdasan buatan dalam pembelajaran. Kata mendudukkan berarti AI kelas dua, sedangkan aktor pembelajaran (siswa dan guru) adalah kelas pertama. Dan yang menggerakkan kelas tersebut adalah masyarakatlah yang utama. Dalam pembelajaran, posisi AI adalah menjadi alat untuk olah data dalam sebuah projek pembelajaran. Selebihnya dapat diposisikan menjadi pembanding sebuah karya model yang dihasilkan para aktor pembelajaran. Pun demikian, dalam proses membandingkan, AI tetap disuguhkan indikator pembandingnya, bukan asal nyosor saja.
Jika pada saat ini AI ada yang memperlakukan menjadi asisten produksi pembelajaran, tentunya perlu diluruskan. Apa jadinya jika AI diberikan peran tanpa kontrol, dikasih ruang pentas tanpa skenario, bahkan dikasih kewenangan tanpa kendali, pada saat itulah AI telah menjadi kuasa dan menguasai ruang belajar kita. Dalam perspektif humanisme, aktor pembelajaran tidaklah lain adalah guru, siswa, kelompok sosial, dan masyarakat yang secara saintifik dan etik terlibat, bukan AI.
Dengan cara pandang tersebut, tulisan ini memuat tentang bagaimana aktor pembelajaran melakukan relasi dengan AI. Untuk memvisualkan kaidah tersebut, tulisan ini mencoba memuat sebuah proses pembelajaran di kelas, dimana proses pembelajannya menggunakan alat bantu AI.
Adalah materi menyusun model pemberdayaan komunitas pada mata pelajaran Sosiologi kelas XII semester genap. Materi ini cukup menarik menjadi penghias sekaligus penutup dipenghujung proses pembelajaran guru beserta siswa menjelang lulus. Mengapa demikian? Setidaknya ada dua alasan. Pertama, materi ini dapat menjadi kaidah etik bahwa setiap siswa yang lulus nanti diharapkan memlui pembelajaran tersebut memanfaatkan ilmunya untuk mengangkat kelas sosial kelompok dan masyarakatnya. Kedua, mungkin ini alasan yang paling tepat, bahwa materi ini dapat menjadi cambuk dalam memulai merangcang jalan panjang yang sebenarnya, yaitu menjadi lulusan dan sekaligus anggota masyarakat yang berdaya.
Ada tiga tahap pembelajaran menyusun proposal pemberdayaan komunitas dengan alat bantu AI. Tahap pertama, menyiapkan data digital. Tahap kedua, olah data dengan AI. Tahap ketiga, parafrase propoal pemberdayaan komunitas.
menyiapkan data digital
Menyiapkan data digital merupakan proses penting dalam mengukur kualitas proposal pemberdayaan komunitas. Apakah proposal tersebut sesuai dengan potensi, apakah program tersebut tepat sasaran, apakah teknis pelaksanaan program dapat dilaksanakan, sebaran dampak program, dan tindak lanjut kemandirian pasca pelaksanaan program. Indikator-indikator tersebut biasanya berbanding lurus data yang disiapkan. Data digital yang dimaksud adalah semacam data digital yang dikemas dan yang dihasilkan sedemikian rupa oleh lembaga terkait yang dalam hal ini adalah pemerintah desa atau kelompok sosial. Melalui data sekunder yang diterbitkan oleh lembaga dan kelompok terkait inilah, nantinya akan digunakan untuk bahan yang diolah datanya.
Berdasar pengalaman penulis, lembaga pemerintah desa dan kelompok sosial yang perlu diberikan program pemberdayaan, biasanya tidak tersedia. Ketidaktersediaan itu biasanya disebabkan oleh dua hal. Pertama, lembaga desa dan komunitas kerap dimintai data di lembaga dan komunitas di jenjang atasnya. Kedua, lembaga dan kelompok yang bersangkutan tidak memproduksi data. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya lembaga dan kelompok tersebut didampingi terlebih dahulu untuk memiliki data digital yang ada. Jika program pemberdayaan cenderung berpihak pada desa yang siap data, maka lembaga desa dan kelompok sosial yang berhak mendapatkan program pemberdayaan tidak akan terdampak. Selain itu, kita juga perlu memberi masukan kepada otoritas lembaga yang kerap kali mengakses data lembaga desa dan kelompok sosial, untuk memberi timbal balik dalam bentuk data juga.
Data digital yang siap olah data adalah data sekuder yang topik relefan program kegiatan yang akan diluncurkan. Beberapa topik data yang relefan dengan program pemberdayaan desa diantaranya data tentang potensi desa, kependudukan, mata pencaharian, pola konsumsi, layanan publik, kebencanaan, tata ruang, teknologi tepat guna, hingga pentas seni tradisi. Sebaran data yang ada dapat dalam bentuk sedemikian rupa, mulai dari teks, audio, video, ilustrasi. Atau juga sebaran data dapat dalam asal usul catatan rapat, usulan dan rancangan, pandangan ahili, laporan program, hingga hasil evaluasi kegiatan. Yang terpenting data yang ada telah digitalisasi atau dibantu mendigitalisasi untuk lembaga desa dan kelompok sosial yang belum siap data digital.
Sungguh mulia kepada siapapun yang membantu digitalisasi data lembaga desa dan kelompok sosial yang belum siap data digital. Langkah mulia ini dapat dilakukan oleh siapapun yang peduli dalam hal kesiapan digitalalisasi data desa. Berkas-berkas yang kerap tersimpan rapi berjajar di lemari kaca itu, dapat dibuka kembali dengan saling mengerti dan saling percaya satu sama yang lain. Pun dengan berkas file data ungguhan pesanan penguasa yang masih terselip di wa, email, dan drive dokumen komputer jadul, dapat ditata ulang untuk disajikan dihadapan publik digital misal diposting dalam website lembaga dan kelompok tersebut.
Tahap kedua, olah data dengan AI
Setelah data digital yang relevan dengan topik pemberdayaan komunitas, langkah selanjutnya adalah menyiapkan sistematika proposal pemberdayaan yang kita inginkan. Sistematika proposal perlu diketahui untuk digunakan kalimat perintah pada aplikasi AI.
Proposal program pemberdayaan komunitas merupakan rancangan untuk melakukan program agar masyarakat berdaya. Berdaya yang dimaksud adalah mandiri dalam mencukupi kebutuhan akan kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, seni, hingga teknologi terapan. Apa saja yang perlu ada dalam proposal pemberdayaan komunitas? Dari hal-hal yang perlu ada itulah nantinya dijadikan sistematika proposalnya. Secara umum, sistematika proposal pemberdayaan komunitas meliputi; latar belakang pelaksanaan program pemberdayaan, rumusan pogram pemberdayaan, tujuan yang hendak diraih dalam dari program, kajian pustaka yang digunakan, rencana dan tahapan kegiatan program, pelaksanaan program, waktu dan jadwal kegiatan, rencana anggaran program, hasil yang hendak di raih, kendala dan solusi program, indikator keberhasilan dan kegagalan program, rencana tindak lanjut, penutup, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran pendukung. Dengan mengetahui sistematika proposal yang akan dibuat, melalui alat bantu AI, proposal pemberdayaan komunitas dapat disusun dengan lengkap.
Tentu mendapatkan detail
Parafrase propoal pemberdayaan komunitas
Komentar
Posting Komentar