POC Bakteri Lokal dan Biochar Sebagai Pendegradasi Residu Pestisida Berbahan Aktif Karbofuran Golongan Karbamat Dalam Upaya Pemulihan Tanah Pertanian Bawang Merah
Laporan Utami dkk (2021) menegaskan bahwa budidaya bawang merah cenderung menggunakan pupuk dan pestisida kimia berlebihan yang telah mencemari tanah. Budidaya bawang merah pada saat ini menunjukkan tren perusakan pada lahan akibat pupuk dan pestisida yang tidak ramah lingkungan. Beberapa tren tersebut dapat dilihat telah tercemarnya tanah karena pestisida klorpisifos (Bahari, 2020; Sakdiyah, 2023; Mahdani, 2024), hingga tercemarnya logam berat timbal (Setyoningtiyas, 2021; Handayani, 2022; Lestari dkk, 2023; Puspitasari, 2019; Hasanudin, 2019; Wibowo, 2019; ).
Berdasarkan studi terdahulu tentang budidaya bawang merah yang tidak ramah lingkungan dan tercemarnya lahan akibat logam berat timbal, maka perlu dilakukan inovasi pupuk organik yang memuat keunggulan dan keunikan. Pupuk organik yang dimaksud adalah POC Bakteri Lokal, yaitu sebuah pupuk organik cair yang berasal dari bakteri lokal yang terdapat pada sekitar akar tanaman kirinyu, turi, cemara, dan trembesi.
Value Propositions:
Keunggulan dari POC Bakteri Lokal yaitu lebih ramah lingkungan, bisa mendegradasi tanah yang tercemar oleh bahan kimia, kandungan jumlah nutrisi yang lebih banyak, tidak berbau menyengat, bahan yang mudah ditemukan, praktis dan mudah di aplikasikan. Keunikan dari POC Bakteri Lokal yaitu bahan yang digunakan pastinya bahan yang lebih ramah lingkungan, pembuatan lebih simpel, bahan produksi pupuk gampang ditemui
POC Bakteri Lokal dan Biochar ini memili daya unggul dan kenukan yang berbeda dengan produk sebelumnya. Untuk mengatasi tanah yang tercemar akibat budidaya bawang merah yang menggunakan pupuk tidak ramah lingkungan, beberapa studi terdahulu telah mengembangkan teknik pupuk hayati dan biochart. Hal ini dapat dilihat tindakan pemberian fungsi mikroriza (Setyoningtyas, 2021 dan Harjoningtiyas, 2021), dan aplikasi pupuk hayati lainnya (Qomariyah, 2019, dan Sakdiyah, 2023). Jika studi sebelumnya adalah pembuatan yang agak ribet serta penggunaan pupuk organik dan arang aktif secara terpisah, namun pada kali ini dibuat dengan teknik yang mudah dan memuat paket lengkap.
Keunggulan dari POC Bakteri Lokal dan Biochar adalah bahan mudah ditemukan dan tidak habis-habis, kategori pupuk hayati yang mampu bekerja secara berkelanjutan, mampu mendegradasi tanah yang tercemar bahan kimia, kandungan nutrisinya lebih banyak, tidak berbau menyengat, serta praktis dan mudah diplikasikan. Adapun keunikannya adalah bahan yang digunakan pastinya bahan yang lebih ramah lingkungan, pembuatan lebih simpel, dan bahan produksi pupuk gampang ditemui. Dengan demikian maka POC Bakteri Lokal dan Biochar ini mengandung prinsip economic sircular dimana stok bahan yang digunakan tidak pernah habis karena tersedia di alam, serta penggunaannya bersifat berkelanjutan karena memuat pupuk hayati yang mampu memproduksi nutrisi yang dibutuhkan tanaman bawang merah, sekaligus mendegradasi residu tanah di sekitar lahan budidaya bawang merah.
Customer Segments:
Target pelanggan kami degan produk POC Bakteri Lokal yaitu para petani pemulia tanaman sayuran dan holtikultura, khususnya para kelompok petani bawang merah di Pati yang tersebar di empat kecamatan yaitu kecamatan Wedarijaksa, Jaken, Jakenan, dan Batangan (BPS Kab. Pati, 2022), serta pada beberapa kecamatan lainnya yang juga sedang mengembangkan budidaya bawang merah (BPS Kab. Pati, 2024) yaitu Kecamatan Tambakromo, Pucakwangi, Juwana, Gabus, Margorejo, dan Kecamatan Trangkil.
Key Activities:
Sebelum kami membahas bagaimana strategi pemasaran dari POC Bakteri Lokal dan Biochar, sebelumnya kami sudah sampaikan keunggulan beserta kekuatan dan kelemahan produk kami. Kali ini akan kami sampaikan juga menganai peluang ( opportunity ) dan ancaman (threaths). Peluang ( opportunity ) dari produksi POC Bakteri Lokal dan Biochar adalah daya beli konsumen meningkat, adanya subsidi pemerintah, pola pikir masyarakat yang semakin maju, perkembangan teknologi memadai, potensi pasar besar, munculnya petani muda, peluang bisnis dengan probabilitas tinggi, mendukung proyek pemerintah, merupakan investasi yang menguntungkan, dan dapat memperbaiki struktur dan unsur hara. Adapun ancaman (threaths) dari produksi POC Bakteri Lokal dan Biochar adalah perusahaan pesaing, kenaikan bbm dan tarif listrik,faktor iklim yang tidak menentu, produk mudah ditiru oleh pesaing, persepsi masyarakat tentang pupuk organik kurang bagus, bahan baku sulit diperoleh,dan posisi tawar konsumen kuat.
Setelah mengetahui kekuatan dan kelemahan yang telah teridentifikasi,untuk menentukan strategi pemasaran selanjutnya disusun kedalam matriks faktor strategi internal (IFAS) sedangkan peluang dan ancaman yang telah teridentifikasi disusun ke dalam matriks faktor strategi eksternal (EFAS). Hasil analisis faktor internal yang dimiliki POC Bakteri Lokal dan Biochar dengan kekuatan utamanya, yaitu memiliki sarana dan prasarana yang memadai, harga terjangkau sesuai dengan kualitas produk, produk tahan lama, kerjasama yang baik dengan konsumen, dan persiapan bahan baku yang memadai. Hasil analisis faktor ekstenal yang dimiliki POC Bakteri Lokal dan Biochar dengan peluang utama daya beli konsumen meningkat, subsidi pemerintah, pola pikir masyarakat yang semakin maju, perkembangan teknologi memadai,mendukung proyek pemerintah dalam menggalakkan penggunaan pupuk organic dalam berusaha tani, dan merupakan investasi bisnis yang menggiurkan.
Dari hasil analisis dapat kami aktualisasikan strategi pemasaran untuk POC Bakteri Lokal dan Biochar yaitu antara lain adalah membuat banner dan papan nama " POC Bakteri Lokal dan Biochar Berkah SMANJA", membuat flayering di media sosial, membuat wall branding dengan memanfaatkan satu sisi tembok di lingkungan sekolah, menentukan target pasaran, menjaga kualitas produk, membuat kemasan ekonomis dan melengkapi kemasan dengan label yang menarik, melakukan selling ke petani lokal melalui komunitas petani, mengawasi ketersediaan stok produk, memberikan layanan prima untuk pemesanan produk melalui media sosial maupun platfom marketplace, meningkatkan mutu produk dan mempertahankan kontinuitas produk dipasaran, menjalin kerjasama yang baik dengan petani-peternak,bekerjasama dengan pemerintah didalam mempromosikan produk ke masyarakat.
Prototip I-awal: Terlampir dalam link drive
Surat Kerjasama: Download
Daftar Pustaka:
Antonius, S., Sahputra, R. D., Nuraini, Y., & Dewi, T. K. (2018). Manfaat Pupuk Organik Hayati, Kompos dan Biochar Pada Pertumbuhan Bawang Merah dan Pengaruhnya Terhadap Biokimia Tanah Pada Percobaan Pot Menggunakan Tanah Ultisol. Jurnal Biologi Indonesia, 14(2), 243-250.
Ayesha, U. H. R. (2021). Analisis Pembentukan Mikronukleus Akar Bawang Merah (Allium cepa L.) Yang Tercemar Premium (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Bahari, S. F. A. (2020). Analisis N Tanah dan Tanaman Bawang Merah pada Pemberian Urea Ditambah Biochar di Lahan Tercemar Residu Pestisida Klorpirifos (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
BPS. 2024. Kabupaten Pati Dalam Angka 2024. Pemerintah Kabupaten Pati. Dalam https://patikab.bps.go.id/publication/2024/02/28/1f912ae78cd55fe569129711/kabupaten-pati-dalam-angka-2024.html.
BPS Kab Pati. 2022. Luas Panen Tanaman Sayuran dan Buah–Buahan Semusim Menurut Jenis Tanaman (Hektar), 2020-2022. https://patikab.bps.go.id/indicator/55/294/1/luas-panen-tanaman-sayuran-dan-buah-buahan-semusim-menurut-jenis-tanaman.html
Hajoeningtijas,
O. D. (2021). Kajian Fungi Mikoriza Arbuskula dan Fungi Non-Simbiosis
Indigenous Serta Asam Humat-Fulvat Pada Akumulasi PB Umbi Bawang Merah (Allium
cepa var. ascalonicum) di Media Tanam Tercemar (Doctoral dissertation,
Universitas Jenderal Soedirman).
Handayani,
C. O. (2022). Toleransi Trichoderma sp. dari Lahan Pertanian Bawang Merah
terhadap Logam Berat Cd dan Cu: Studi In Vitro. Jurnal Tanah dan Iklim, 46(2),
161-168.
Hasanudin,
H. (2019). Pengaruh Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskula (Fma) Indigenous Pada
Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Pada Media Yang
Tercemar Pb (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Purwokerto).
Pakpahan,
T. E., Hidayatullah, T., & Mardiana, E. (2020). Aplikasi biochar dan pupuk
kandang terhadap budidaya bawang merah di tanah inceptisol kebun percobaan
Politeknik Pembangunan Pertanian Medan. Agrica Ekstensia, 14(1).
Qomariyah,
R. A. Q. (2019). Aplikasi Bio P60 dan Bio T10 Sebagai Bioremediator Tanah
Tercemar Pestisida Organofosfat dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Bawang Merah (Doctoral dissertation, Universitas Jenderal Soedirman).
Sa'dyah,
A. R. (2023). Bioremediasi Tanah Tercemar Pestisida Klorpirifos Menggunakan
Tanaman Biduri dalam Kombinasinya dengan Bakteri dan Biochar pada Tanah
Pertanaman Bawang Merah.
Setyoningtyas, A. (2021). Pengaruh Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Merah (Allium cepa
L.) yang Tercemar Limbah Batik (Doctoral dissertation, Universitas Jenderal
Soedirman).
Wibowo, I. (2019). Uji Resistensi Logam Berat Pb Isolat
Fungi Non–Simbiosis Indigenus Lahan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Tercemar
Logam Berat Pb (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Purwokerto).
Catatan tambahan:
Tanaman bawang merah ini membutuhkan penyinaran cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu udara 25 - 32 derajat celcius, dan kelembapan 50 - 70 % (Sutarya, dkk, 1995). Ketinggikan tempat yan optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan bawang merah adalah 0 - 40 meter di atas permukaan laut (Sutarya dkk, Sumarni, Hidayat, 2005). Tanah yang paling cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah aluvial atau kombinasinya deegan tanah glihumus atau latosol (Sutarya dkk, 1995). Dari karakter bawang merah di atas, cukup relevan pati menjadi kawasan dengan kawasan Pati .
Sementara itu kualitas umbi bibit merupakan salah satu faktor yang menentujkan tinggi rendahnya hasil produksi bawang merah. Pengolahan tanah perlu dilakukan dengan membuat bedeng ukuran lebar 1 meter, tinggi 30 meter, dan panjang disesuaikan dengan luasan lahan, umbi bibit di tanam dengan jarak tanam 20cmx 15x15x15cm. Bibti bawnag merah yang sesuai dan cocok ditanami petani dilahan sawah sesuai dengan kondisinya yaitu di kecamatan wedarijaksa, dan tiga kecamatan lainnya (Jaken, Jakenan, Batangan) adalah varietas Thailan, maujung, Bangi, dna Bima (Sutarya, 1995).
Komentar
Posting Komentar