Menghidupkan Tradisi Lokal Desa Dasun Melalui Pemberdayaan Komunitas
SOSIOLOGI SMANJA - Desa Dasun, yang terletak di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, kaya akan tradisi yang mencerminkan identitas dan kebersamaan warganya. Tradisi-tradisi seperti bancakan branjang, sedekah bumi, dan rewang tidak hanya menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan, tetapi juga wadah mempererat hubungan sosial antarwarga. Kini, melalui pendekatan pemberdayaan komunitas, potensi tradisi lokal Desa Dasun dapat menjadi pilar pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi.
Tradisi sebagai Pilar Kehidupan Komunitas
Tradisi bancakan branjang, misalnya, dilakukan saat mendirikan alat tangkap ikan bernama branjang. Acara ini melibatkan doa bersama di lokasi bernama Batuk Mimi, tempat sakral bagi warga Dasun. Menu sajian khas seperti ikan bandeng dan ayam kampung menjadi bagian integral dari acara, memperkuat kebersamaan antarwarga.
Selain itu, tradisi sedekah bumi dan sedekah laut menjadi acara tahunan yang mengajak seluruh masyarakat berdoa bersama, berbagi makanan, dan melakukan prosesi budaya lainnya. Tidak hanya mempererat hubungan sosial, tradisi ini juga berfungsi sebagai sarana penghormatan terhadap alam.
Pemberdayaan melalui Tradisi
Dengan pendekatan pemberdayaan komunitas, tradisi ini dapat dioptimalkan untuk mendukung keberlanjutan budaya sekaligus menggerakkan perekonomian lokal. Pemerintah desa, komunitas pelestari budaya, dan masyarakat memiliki peran strategis:
1. Pemerintah Desa sebagai Promotor
Pemerintah desa dapat menyusun program edukasi seperti lokakarya bagi generasi muda untuk mengenal dan melestarikan tradisi lokal. Selain itu, pengembangan paket wisata budaya, seperti tur sedekah laut atau pembuatan branjang, dapat menarik wisatawan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi warga.
2. Peran Komunitas Pelestari Budaya
Komunitas seperti Dasun Heritage Society memainkan peran penting sebagai katalisator pelestarian tradisi. Mereka dapat mendokumentasikan dan menganalisis potensi tradisi, sekaligus membangun jaringan kerja dengan pihak eksternal untuk mempromosikan tradisi desa di tingkat regional maupun nasional.
3. Masyarakat sebagai Subjek Aktif
Masyarakat, terutama generasi muda, perlu dilibatkan aktif dalam penyelenggaraan tradisi. Dengan keterlibatan ini, nilai-nilai budaya dapat diturunkan secara langsung, memastikan keberlangsungan tradisi meski di tengah derasnya arus modernisasi.
Dampak Pemberdayaan Komunitas
Pendekatan pemberdayaan ini tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga membuka peluang peningkatan ekonomi lokal. Dengan mengemas tradisi menjadi bagian dari ekowisata berbasis komunitas, Desa Dasun dapat menjadi model desa budaya yang mengintegrasikan tradisi dengan kebutuhan modern.
Kesimpulan
Tradisi Desa Dasun adalah harta yang tidak hanya layak dilestarikan, tetapi juga diberdayakan untuk kesejahteraan masyarakat. Melalui kolaborasi pemerintah, komunitas, dan masyarakat, tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun ini dapat menjadi alat pemberdayaan yang berdampak luas, dari aspek sosial hingga ekonomi. Dengan begitu, Desa Dasun tidak hanya dikenal sebagai desa tradisi, tetapi juga desa yang mampu memanfaatkan potensi budayanya untuk masa depan yang lebih baik.
Penulis: Julia nanda septiani, rema ummiati, egik dian prasojo
Penyelaras:Admin
Ilustrator: Julia nanda septiani
Komentar
Posting Komentar